Flipping properti adalah strategi membeli properti dengan harga murah, kemudian merrenovasi atau menambah nilai, lalu menjualnya kembali dengan harga lebih tinggi dalam waktu relatif singkat untuk mendapat keuntungan (capital gain).
➡️ Tujuan utama flipping: profit cepat dari selisih beli dan jual properti.
🧾 Ciri-Ciri Flipping Properti:
Ciri Penjelasan
⏱️ Jangka pendek Umumnya dalam 3–12 bulan dari pembelian sampai penjualan
🔨 Perlu renovasi/perbaikan Menambah nilai dengan desain, tata ruang, atau fungsi baru
💹 Fokus capital gain cepat Tidak disewakan; langsung dijual kembali untuk untung
📍 Lokasi sangat krusial Lokasi strategis = potensi jual cepat & harga tinggi
🔧 Contoh Skenario Flipping:
Komponen Nilai
Harga beli rumah lama Rp 400 juta
Biaya renovasi Rp 80 juta
Biaya notaris & pajak dll Rp 20 juta
Total modal Rp 500 juta
Harga jual setelah renov Rp 650 juta
Profit flipping Rp 150 juta (30%)
🧠 Tips Sukses Flipping:
🔍 Beli di bawah harga pasar (lelang, warisan, butuh uang cepat)
📍 Pilih lokasi berkembang (akses tol, stasiun, kampus, dll)
🔨 Renovasi efisien (fokus pada tampilan & fungsi yang diminati pasar)
📷 Pasarkan dengan visual profesional
📝 Pastikan legalitas lengkap (SHM/SHGB, IMB/PBG)
🚨 Risiko Flipping:
❌ Properti tidak cepat laku → dana macet
📉 Harga pasar turun → rugi saat jual
🏚️ Renovasi overbudget → profit tergerus
🧾 Pajak jual beli cukup besar (PPn, BPHTB, PPh Final)
