📐 Apa Itu Koefisien Dasar Bangunan (KDB)?
KDB (Koefisien Dasar Bangunan) adalah persentase maksimum luas lahan yang boleh dibangun secara fisik (bangunan utama) dari total luas tanah.
👉 KDB digunakan untuk mengatur kepadatan bangunan, memastikan adanya ruang terbuka untuk resapan air, sirkulasi udara, dan keindahan lingkungan.
🔢 Rumus KDB:
Luas Bangunan Maksimum=KDB×Luas Lahan\text{Luas Bangunan Maksimum} = \text{KDB} \times \text{Luas Lahan}
Contoh:
Jika KDB = 60% dan luas tanah = 200 m²
👉 Maka luas maksimal bangunan di lantai dasar = 0,6 × 200 = 120 m²
📌 Contoh Ketentuan KDB Berdasarkan Zonasi (umum):
Zona | KDB Maksimum (%) |
---|---|
Perumahan rendah | 40 – 60% |
Komersial (ruko) | 60 – 80% |
Kawasan padat kota | hingga 90% |
Industri | 60 – 70% |
❗ Ketentuan bisa berbeda-beda di tiap kota/kabupaten, tergantung RDTR (Rencana Detail Tata Ruang).
🧱 Mengapa KDB Penting?
-
Menjaga sirkulasi udara dan pencahayaan
-
Menyediakan ruang taman atau resapan air
-
Menjaga kenyamanan lingkungan
-
Menjadi dasar dalam pengajuan IMB/PBG
🗺️ Cara Cek KDB Tanah:
-
Melalui Dinas Tata Ruang / PUPR setempat
-
Akses RDTR online (tersedia di beberapa kota besar)
-
Konsultasi dengan arsitek atau konsultan properti
✅ Contoh Simulasi KDB
Misal kita punya tanah seluas 200 m².
Kita akan simulasikan dengan beberapa KDB umum: 40%, 60%, 80%.
KDB (%) | Luas Lahan (m²) | Luas Maksimum Bangunan di Lantai Dasar (m²) |
---|---|---|
40% | 200 m² | 0,4 × 200 = 80 m² |
60% | 200 m² | 0,6 × 200 = 120 m² |
80% | 200 m² | 0,8 × 200 = 160 m² |
🧮 Rumus Cepat:
Luas Maksimum Bangunan = KDB (%) × Luas Lahan
📌 Tambahan (opsional):
-
Jika kamu ingin membangun dua lantai, perhatikan KLB (Koefisien Lantai Bangunan) juga.
-
Area yang tidak termasuk KDB biasanya: taman, carport terbuka, halaman belakang.